Selamat Datang di Blog Sahabat Radiografer SAHABAT RADIOGRAFER: STASIUN KERETA API BANDUNG

Minggu, 25 September 2011

STASIUN KERETA API BANDUNG



Stasiun Bandung diresmikan pada tanggal 17 Mei 1884, stasiun ini dibangun adanya kebutuhan terkait dengan pembukaan perkebunan Bandung pada masa 1870-an. Transportasi masal ini dibutuhkan untuk mengangkut hasil produkdi seperti kina, teh, kopi, dan karet. Pada masa itu Bandung sendiri masih merupakan desa terpencil tetapi memiliki potensi hasil alam yang besar.
Jaringan kereta pertama yang beroperasi melewati Stasiun Bandung adalah jalur kereta Bandung-Batavia yang melewati Cianjur dan Bogor. Pada tahap selanjutnya, jalur kereta dilanjutkan menuju Cilacap dan kemudian ke Surabaya melalui Yogyakarta. Karena hanya ada satu jalur kereta yang menghubungkan Batavia-Surabaya, secara otomatis Stasiun Bandung menjadi tempat persinggahan para penumpang kereta jurusan tersebut. Jika pada mulanya wilayah sekitar stasiun masih berupa lahan terlantar, kedatangan para penumpang yang singgah di stasiun mulai mengubah wajah daerah itu. Penginapan murah, hotel, losmen, warung nasi, hingga restoran perlahan menjamur di area sekitar stasiun. Bangunan stasiun sendiri seakan menjadi pintu masuk para penumpang yan berasal dari daerah dan kebudayaan yang berbeda.
Pada tahun pertama jaringan kereta api dibangun di Bandung, jumlah penumpang yang turun – naik di Stasiun Bandung mencapai 32.000 orang dengan jumlah angkutan barang (bagasi) seberat 9.250 ton. Tiga puluh tahun kemudian, jumlah penumpang sudah meningkat hingga 1.307.000 orang per tahun dan muatan 244.700 ton.
Peningkatan jumlah tersebut menyebabkan bangunan stasiun mengalami beberapa kali perombakan. Desain yang saat ini  menghiasi wajah stasiun ini adalah karya E. H. De Roo yang dirancang pada tahun 1928 saat stasiun mengalami peningkatan kapasitas. Stasiun ini sendiri merupakan stasiun satu sisi sehingga sirkulasi penumpang melewati gerbang masuk yang berhubungan langsung dengan loket karcis yang berada di bagian kanan dan kiri. Untuk sirkulasi keluar, terbagi dua melalui pintu keluar yang terletak di sayap kiri dan sayap kanan. Peron utama stasiun menggunakan stuktur beton dengan ornament pada kepala kolom berbentuk segitiga, belah ketupat, dan persegi panjang. Detail ornament kepala kolom menggunakan bentuk-bentuk geometris berupa segitiga, persegi panjang dapat ditemui hamper di seluruh kolom.
Lokasi           : Jalan Kebon Kawung Kota Bandung
Berdiri           : 17 Mei 1884
Arsitek           : E. H. de Roo (desain keempat tahun 1928)

Perkembangan Sejarah
Tahun 1884 : Stasiun berdiri bersamaan dengan jalur Bandung-Batavia melalui    Cianjur dan Bogor
Tahun 1894    :  Dibuka lintas Bandung – Surabaya
Tahun 1906    :  Dibuka lintas Bandung Batavia melalui Cikampek – Purwakarta
Tahun 1909    :  Perluasan bangunan stasiun
Tahun 1918    :  Dibuka lintas stasiun Bandung – Rancaekek – Jatinangor –    
                            Tanjungsari – Citali
Tahun 1919    :  Dibangun lintas Bandung – Citeureup – Majalaya
Tahun 1921    :  Dibangun lintas Citeureup – Banjaran – Pangalengan untuk
                            perkebunan teh

Sumber : pikiran rakyat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar